Wamenaker Immanuel Ebenezer! Presiden Prabowo, One Piece, dan Harapan Generasi Muda

JAKARTA, JERITAN RAKYAT -Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, publik dihebohkan dengan kemunculan bendera bertema One Piece yang dikibarkan oleh sejumlah anak muda di berbagai wilayah. Rabu (6/8/2025)
Fenomena ini memunculkan perdebatan tajam di ruang publik. Sebagian pihak menganggapnya sebagai bentuk pelecehan terhadap simbol negara, sementara yang lain menilai hal tersebut sebagai ekspresi budaya populer yang merefleksikan idealisme generasi muda.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan RI, Immanuel Ebenezer, memandang bahwa fenomena ini sebaiknya tidak langsung disikapi dengan stigma negatif, tetapi justru dilihat sebagai cerminan aspirasi sosial yang perlu dipahami secara mendalam.
“Nilai-nilai dalam cerita One Piece seperti keberanian melawan ketidakadilan, solidaritas, dan keberpihakan kepada yang lemah, ternyata selaras dengan banyak kebijakan Presiden Prabowo hari ini,” ujar Immanuel di Jakarta, Selasa (6/8).
Immanuel menjelaskan, One Piece bukan sekadar kisah petualangan bajak laut, melainkan kisah tentang perlawanan terhadap penindasan dan sistem yang korup. Karakter utama, Luffy dan kru Topi Jerami, selalu berdiri di pihak rakyat kecil yang tertindas dan melawan kekuasaan yang sewenang-wenang.
Menurutnya, semangat tersebut sangat dekat dengan keresahan anak muda Indonesia masa kini, yang mendambakan perubahan dan keadilan. “Generasi muda yang mengibarkan simbol bajak laut itu bukan sedang menolak Merah Putih. Mereka sedang mencari simbol yang mewakili semangat kebebasan dan keadilan sosial,” tambahnya.
Immanuel juga menyoroti sejumlah kebijakan Presiden Prabowo yang sejalan dengan semangat dalam One Piece. Ia mencontohkan program makan bergizi gratis sebagai bentuk kepedulian negara terhadap rakyat kecil, serta komitmen untuk memberantas korupsi dan menutup tambang-tambang ilegal yang merusak lingkungan.
“Upaya pemerintah mengambil kembali lahan sawit dari korporasi gelap juga bisa dibaca sebagai bentuk keberanian negara merebut kembali hak rakyat, mirip dengan apa yang dilakukan kru Topi Jerami dalam cerita One Piece,” katanya.
Selain itu, Presiden Prabowo dikenal konsisten dalam mengingatkan pentingnya sejarah, larangan, dan nilai-nilai kebangsaan yang lahir dari pengalaman panjang bangsa. Dalam konteks ini, Immanuel menilai, hal itu tak berbeda dengan narasi Void Century dalam One Piece, yakni sejarah yang tersembunyi namun menjadi kunci perubahan di masa depan.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa Bendera Merah Putih tetap menjadi simbol resmi negara yang sakral dan tidak tergantikan. “Menghormati Merah Putih adalah kewajiban semua warga negara. Namun menyikapi simbol budaya populer anak muda dengan ketakutan berlebihan justru bisa memperlebar jarak antara negara dan generasi mudanya,” jelasnya.
Immanuel mengajak semua pihak untuk bersikap tenang dan terbuka dalam menyikapi fenomena ini. Menurutnya, negara harus hadir untuk mendengar, memahami, dan mengarahkan semangat generasi muda agar menjadi kekuatan positif dalam pembangunan nasional.
“Anak muda hari ini bukan anti-negara.
Mereka sedang mencari cara mencintai negaranya. Jika pemerintah mau mendengar, energi mereka bisa menjadi kekuatan besar untuk mendukung agenda negara: menegakkan keadilan, membersihkan pemerintahan, dan memastikan tak ada rakyat yang kelaparan,” tegasnya.
Ia menutup pernyataannya dengan menyebut bahwa fenomena One Piece adalah sebuah “alarm sosial” yang mengingatkan pentingnya nilai keadilan dan kebebasan dalam setiap kebijakan negara.
“Dalam kisah One Piece, perjuangan Luffy berakhir ketika dunia menjadi lebih adil. Dalam dunia nyata, tugas kita adalah memastikan Merah Putih tidak hanya berkibar di tiang, tetapi juga hidup di hati rakyat,” pungkas Immanuel
Imron, R. Sadewo (Bocah Angon) – Tim