Menjawab Tantangan Zaman, RJN Edukasi Generasi Wartawan Intelektual dan Bermartabat

TANGERANG, JERITAN RAKYAT — Dalam upaya membentuk karakter wartawan yang proporsional, beretika, dan berjiwa intelektual, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ruang Jurnalis Nusantara (DPP RJN), Arfendy, CLFE, melaksanakan kunjungan kerja dan pembinaan ke Tim Bocah Angon, unit kaderisasi muda yang tergabung dalam DPP RJN dan aktif dalam literasi digital serta penyebaran informasi berbasis etika dan keadilan. Senin (21/7/2025)
Turut hadir dalam kegiatan ini Syarifuddin selaku Dewan Pengawas DPP RJN, Hendra Jaya selaku Humas DPP RJN, serta Imron R. Sadewo,Tim ITE DPP RJN sekaligus penggagas Tim Bocah Angon.
Etika dan Intelektualitas sebagai Napas Jurnalisme
Dalam penyampaiannya, Ketua Umum RJN Arfendy, CLFE menekankan bahwa jurnalisme adalah profesi intelektual yang berpijak pada integritas, bukan sekadar keterampilan teknis.
“Wartawan yang baik tidak cukup hanya bisa menulis. Ia harus mampu berpikir kritis, bersikap proporsional, dan peka terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Kita butuh jurnalis yang berani, tapi juga bijak; tajam dalam data, lembut dalam penyampaian, dan teguh pada etika,” ujarnya.

Arfendy, CLFE juga menggarisbawahi pentingnya menjaring informasi dengan cara yang konstruktif, tanpa kehilangan daya kritis:
“Menjaring informasi secara positif bukan berarti mengaburkan fakta. Justru itu adalah bentuk tertinggi dari tanggung jawab: menyampaikan realita dengan jujur, berimbang, dan bermartabat. Itulah jurnalisme yang kami sebut sebagai ‘jujur dalam sunyi, adil dalam tekanan’.”
UU Pers Sebagai Dasar Profesionalisme
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers kembali ditekankan sebagai pijakan moral dan hukum dalam pelaksanaan tugas jurnalistik. Seperti tertuang dalam Pasal 3 ayat (1), pers nasional memiliki fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. Sedangkan Pasal 6 menegaskan peran pers dalam mengembangkan pendapat umum dan memperjuangkan keadilan.
Syarifuddin, Dewan Pengawas DPP RJN, menyampaikan dengan tegas:
“Kebebasan pers dijamin undang-undang, tapi tidak boleh dilepaskan dari tanggung jawab. Etika bukan pelengkap, melainkan jantung dari profesi jurnalis. Jika wartawan kehilangan integritas, maka hilang pula kepercayaan masyarakat,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa pemahaman terhadap UU Pers harus menjadi bekal utama bagi jurnalis, bukan hanya sebagai kewajiban hukum tetapi juga sebagai refleksi moral dalam menjalankan tugas.
Perspektif Akar Rumput: Bocah Angon Bicara
Dalam sesi dialog, Imron R. Sadewo (Bocah Angon) pemuda desa sekaligus bagian dari Tim ITE DPP RJN, mengangkat pentingnya membangun narasi dari lapisan masyarakat bawah yang kerap luput dari sorotan media.
“Kami belajar menyampaikan fakta dari perspektif rakyat kecil. Kami mungkin tak punya panggung besar, tapi kami percaya: selama informasi disampaikan dengan jujur dan niat baik, itu bagian dari perjuangan keadilan,” kata Bocah Angon
“Jurnalisme bukan sekadar profesi, tapi panggilan nurani. Wartawan sejati bukan pencari sensasi, tapi penyalur harapan publik yang kerap dibungkam oleh hiruk pikuk kekuasaan,” imbuhnya.
Membentuk Generasi Pers Bermoral dan Berwawasan
Program “Edukasi Humanis tentang Pers” merupakan bagian dari strategi DPP RJN untuk memperkuat basis jurnalisme etis dan intelektual di berbagai daerah. Kegiatan ini akan terus bergulir sebagai bentuk tanggung jawab moral RJN dalam menumbuhkan jurnalis muda yang tahan uji secara karakter, hukum, dan wawasan sosial.
“Kami tidak sedang mencetak jurnalis instan. Kami sedang merawat proses kaderisasi agar tumbuh wartawan yang tangguh secara moral, intelektual, dan spiritual. Karena jurnalisme bukan hanya tentang apa yang ditulis, tapi juga ‘untuk siapa’ dan ‘mengapa’ itu ditulis,” tegas Arfendy, CLFE.
Ruang Jurnalis Nusantara (RJN) adalah organisasi profesi independen yang mewadahi wartawan dari seluruh pelosok negeri. RJN aktif dalam penguatan kapasitas jurnalis, peningkatan kesadaran hukum dan etika pers, serta pembinaan jurnalisme yang berpihak pada rakyat, adil, dan berorientasi pada pendidikan publik. Tutup Arfendy CLFE (Red)