Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal: Anjloknya Harga Singkong Cerminan Krisis Ekonomi, Pemerintah Harus Segera Bertindak!

JAKARTA, JERITAN RAKYAT — Pakar Hukum Pidana Internasional dan Ekonom Nasional, Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal, SH, MH, menyuarakan keprihatinannya terhadap kondisi ekonomi nasional yang makin berat, khususnya yang dirasakan para petani dan nelayan di berbagai wilayah Indonesia. Senin (28/7/2025)
Dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media nasional dan internasional di Markas Pusat Partai Oposisi Merdeka, Kalisari 65, Cijantung, Jakarta, pada 28 Juli 2025, beliau menekankan pentingnya peran negara dalam melindungi sektor pertanian dan mendorong program transmigrasi sebagai solusi pengangguran nasional.
“Dibalik anjloknya harga hasil pertanian, negara juga perlu menggalakkan program transmigrasi untuk masyarakat pengangguran. Ini penting sebagai langkah konkret menghindari lonjakan pengangguran yang semakin mengancam dari Sabang sampai Merauke,” ujar Prof. Sutan.
Krisis Harga Hasil Tani, Negara Harus Hadir

Mengangkat isu harga singkong yang kini hanya Rp 700/kg di tingkat petani, Prof. Sutan mempertanyakan komitmen negara dalam menjamin kesejahteraan petani dan nelayan, yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam ketahanan pangan nasional.
“Slogan pemerintah seperti ‘Menuju Indonesia Hebat’ tidak akan terwujud bila petani dan nelayan dibiarkan rugi.
Pemerintah harus hadir dengan kebijakan harga standar nasional, baik untuk hasil pertanian maupun kelautan,” tegasnya.
Ia menyoroti bahwa beban produksi yang tinggi dan biaya hidup yang makin mahal membuat banyak petani menjual lahannya atau beralih ke pekerjaan lain, yang secara langsung mengancam ketahanan pangan nasional.
Kelangkaan Lahan dan Ancaman Sawit
Lebih lanjut, Prof. Sutan juga mengingatkan bahwa masifnya ekspansi kelapa sawit di berbagai daerah turut mempersempit lahan pertanian rakyat, sehingga memperparah nasib para petani yang kehilangan tempat untuk bercocok tanam.
“Ketika petani tak punya lahan, maka kita sedang menyiapkan krisis pangan secara sistematis,” imbuhnya.
Kemerdekaan Harus Dinikmati Seluruh Rakyat
Menjelang Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2025, Prof. Sutan menyerukan agar makna kemerdekaan benar-benar dirasakan seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya segelintir elite.
“Kemiskinan dan pengangguran sudah memasuki zona merah. Daya beli rakyat lemah, dan krisis ekonomi saat ini ada di pundak rakyat,” tegasnya.
Beliau mendesak Presiden RI, Jenderal (Purn.) H. Prabowo Subianto, untuk segera mencari solusi konkret atas keterpurukan harga hasil pertanian, khususnya singkong, agar petani dapat memperoleh harga yang sehat dan berkeadilan.
Data Harga Hasil Pertanian – Wilayah Bogor (27 Juli 2025)
Harga Umbi dan Sayur:
Singkong: Rp 700/kg
Ubi: Rp 3.000/kg
Tales: Rp 3.000/bonggol
Ketimun: Rp 5.000/kg
Jagung: Rp 3.000/kg
Kunyit / Lengkuas: Rp 3.000/kg
Jahe Gajah: Rp 7.000/kg
Jahe Merah: Rp 3.000/kg
Tomat: Rp 7.000/kg
Labu Siem: Rp 3.000/kg
Terong Ungu: Rp 4.000/kg
Kangkung / Bayam: Rp 2.000/ikat
Harga Buah Pisang:
Pisang Ambon: Rp 80.000/tandan
Pisang Tanduk: Rp 35.000/tandan
Pisang Uli: Rp 30.000/tandan
Pisang Kepok: Rp 40.000/tandan
Pisang Sereh / Mas: Rp 20.000 – 30.000/tandan
Harga Cabai:
Cabai Rawit Jablai: Rp 45.000/kg
Cabai Rawit Hijau: Rp 35.000/kg
Cabai Keriting Hijau: Rp 20.000/kg
Cabai Keriting Merah: Rp 25.000/kg
Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal, yang juga menjabat sebagai Presiden Partai Oposisi Merdeka, Jenderal Kompii, serta Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Ass Saqwa Plus Jakarta, menegaskan bahwa sudah saatnya pemerintah menunjukkan keberpihakan yang nyata kepada petani dan nelayan, sebagai wujud pengamalan Pancasila dan cita-cita kemerdekaan bangsa. Tutup Prof Sutan
Narasumber:
Prof. Dr. KH. Sutan Nasomal, SH, MH
Pakar Hukum Pidana Internasional & Ekonom Nasional
Presiden Partai Oposisi Merdeka
Pendiri Ponpes Ass Saqwa Plus- 0811-8419-260
Imron, R. Sadewo (Bocah Angon)- Tim